Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Selamat datang dan salam kenal. Di sini adalah tempat kita saling berbagi, tukar informasi maupun cerita untuk suatu kebaikan. Semoga dapat memberi manfaat.

Sabtu, 16 Mei 2009

Pagi, Bersiap ke Sekolah


Ketika Bunda tidak ikhlas

Suasana pagi hari, bagi ibu yang bekerja dan tidak mempunyai pembantu sangat sibuk. Seperti biasa aku menyiapkan sarapan keluarga dan bekal makan siang untuk Nisa. Belakang Nisa sulit makan. Berbeda dengan kakaknya Nisa tidak mau ikut caterring dari sekolah. Aku terus mengusahakan dan menyediakan apa yang ia suka. Meski ke pasar kadang aku tidak sempat. Tukang sayur langganan, hampir beberapa minggu inipun menghilang. Ketika pulang sore mampir pasarpun, sudah terburu-buru tuk menjemput anak. Wuiiih...alhasil kusiapkan ayam goreng biasa karena sebenarnya Nisa lebih suka ayam goreng tepung. Ketika kukatakan apa yang kusiapkan untuknya. Ia berkata,"Bunda, aku tidak mau ayam goreng. Aku mau nasi goreng yang ada di kantin saja." Akupun terperengah sekian detik. Meluncurlah beberapa kata dari mulutku,"Adek bunda sudah siapkan ini semua untuk adek. Memang ini ayam goreng. Tapi adekkan juga suka ayam. Bunda belum sempet beli ayam mentah untuk di goreng tepung." Iapun berkata lagi,"Tapi aku tidak mau. Nanti aku belli nasi goreng saja di Mak Cang (penjual di kantin). Kujawab lagi"Tapi kalau hari ini Mak Cang nggak jual nasi goreng, bagaimana? Adek makan apa?" Nisa masih memberi argumennya,"Nggak Mak Cang jualan kok." Akupun dengan suara tertahan berkata, "Ya sudah beli nasi goreng." Bukannya selesai karena obrolan ini terjadi dengan keadaan aku masih wira-wiri. Nisapun setengah menjerit,"Emmm, bunda! Bunda nggak bolehkan?" Bukannya selesai,... aku terperengah kedua kalinya. "Lho bunda bilang apa. Ya adek. Iya beli di Mak Cang. Apa tadi bunda bilang nggak boleh? Iapun menatapku sekian detik. Sekian detik akupun baru menyadari. Meski aku bilang boleh, pikirankupun, namun.....alam bawah sadar dan dari hatiku yang paling dalam belum mengatakannya dengan ikhlas. Cerdas!! Ternyata dia menangkap itu. Aku memang masih khawatir. Eh...bunda berkelit lagi. Terima kasih sayang, ketika di perjalanan aku jadi merenung. Tak ada yang bisa di sembunyikan dari seorang anak bahkan ketika hati ibunya tidak ikhlas. Makasih sayang. Kamu mengingatkan bunda untuk selau berbuat dan berkata dengan ikhlas dan jujur.